-->

Iklan

Air Mata Anisa Novel-Part Lamaran Sang Bos Untuk Romi

CEO FACELOOK
Sunday 14 February 2021, February 14, 2021 WIB Last Updated 2021-04-06T01:19:36Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
                    Design Pribadi

Di Balik Senja

Langit biru memasung rerindu
Hingga nampak goresan luka di tepinya
Hati siapa yang semakin ragu
Hanya sesal yang akan menghampirinya

Mentari sore membawa kisah
Tentang luka yang meresah
Bila janji tiada berpisah
Maka tepati agar bertuah

Garis langit menggulung senja
Menghantarkannya ke peraduan malam
Jika harapan disimpan saja
Tiada manfaat ketika kelam

Sinar senja meraih petang
Dalam jingga yang temaram
Lupakan hati yang tak terang
Ketika maksiat semakin dalam

Deretan gunung berhiaskan mega
Dalam gundukan tersimpan bianglala
Sucikan hati taubatan nasuha
Agar bersih menyulam raga

Hamparan bumi menyatukan cinta
Di atas langit masih luas tuk bertahta
Berjibaku merapal mantra
Agar rindu tiada sirna

Sumenep, 13 Pebruari 2017
Di rumah Faiz, Icha dan Anisa masih tinggal bersama untuk merawat orang yang mereka cinta. Cinta yang begitu besar itu tak dapat menyurutkan langkah mereka berdua untuk bertahan, meskipun Faiz sudah melupakan segala kenangannya ketika masih bersama mereka.

Sementara Romi berada di kantor PT. Global. Dia sedang sibuk mengerjakan tugas- tugas kantornya yang menumpuk. Dia tidak henti - hentinya berkutat dengan komputer. Seakan ia adalah kekasih yang setia baginya. Suasana saat itu tampak ramai dengan karyawan - karyawan lain yang sibuk dengan pekerjaannya masing - masing.

Di lantai nampak berserakan kertas A4 dan folio yang sengaja dilemparkan ke tempat sampah, namun meleset tidak mengenai wadah itu. Semua karyawan terlihat melakukan hal tersebut tak terkecuali Romi yang mengulang - ulang ketikannya karena dinilai belum pas, dan sempurna.

Belum selesai dia mengetik tugasnya, seorang Office Boy memanggil dan memintanya untuk segera menghadap bos kantor waktu istirahat nanti.

Office Boy itu berbadan tinggi dengan topi khusus yang dia kenakan saat bekerja sebagai Office Boy di kantor. Wajahnya lumayan ganteng dengan warna kulit sawo matang cenderung hitam gelap.

Pada saat waktu iatirahat telah tiba, Romi buru - buru menghadap Bosnya di ruangan khusus. Dia membawa hasil tugas yang dibebankan sang bos kepadanya. Benar saja, di saat semua karyawan istirahat di luar, dia malah masih tak keluar kantor akibat panggilan itu.

Kemudian, Dia menemui Pak Sugeng di dalam ruangannya. Siang itu, nampak di dalam ruangan beberapa meja dan kursi yang tertata rapi lengkap dengan poto besar Pak Sugeng yang dipajang di dinding. Pak Sugeng adalah Bosnya yang baik hati, sehingga Romi betah saat bekerja di kantornya.

Dia mengaharuskan para karyawan yang beragama Islam untuk melaksanakan shalat tepat waktu dengan berjama'ah di Mushalla kantor. Hal itu dilakukan, hanya semata - mata untuk membuat para karyawan nyaman dengan aturan - aturanya. Terutama karyawan yang beragama Islam.

Kemudian, Romi dipersilakan duduk di kursi dalam ruangan. Dengan hati senang, dia menuruti semua kata - kata bosnya yang berdasi warna biru langit itu. Buru - buru Romi menyodorkan map hijau berisi tugas yang dibebankan Pak Sugeng khusus untuknya.

Hal itu sudah menjadi kebiasaannya ketika dipanggil menghadap sang bos. Akan tetapi hari itu sepertinya berbeda, nampaknya ada keperluan lain yang lebih penting daripada sekadar tugas itu. Sebab, Pak Sugeng tidak menerimanya. Dia hanya membuka dan segera menutupnya dengan cepat.

"Ada apa, Pak. Apakah ada yang salah dengan pengetikannya, biarkan saya perbaiki lagi tugas tersebut." Romi merasa khawatir jika hasil pekerjaannya tidak begitu memuaskan.

"Tidak, Romi. Bapak punya perlu lain denganmu." Pak Sugeng berusaha menjelaskan keinginannya, saat itu dia tidak meminta Romi menyetorkan tugas.

"Maaf, Pak. Kalau boleh saya tahu, ada apa Pak?" Hatinya penasaran menerima sikap sang bos yang tidak biasa.

"Nanti malam kamu ada acara?" Selidik Pak Sugeng tentang apakah dia punya waktu nanti malam. Romi hanya heran dengan bos yang lain pada hari ini. Nampaknya dia terlihat begitu gelisah.

"Tidak ada, Pak. Kebetulan malam ini saya tidak punya agenda ke mana - mana." Jawabanya dengan tegas dan meyakinkan Pak Sugeng untuk bisa bertemu nanti malam.

"Kalau begitu, kamu harus datang ke rumah saya, karena ada hal penting yang harus saya bicarakan denganmu."
Jelas Pak Sugeng yang semakin membuat hati Romi penasaran.

"Kenapa tidak dibicarakan di sini, Pak? Tanya Romi lagi.
"Karena ini bukan masalah kantor, ada hal lain yang lebih penting."

"Insyaallah, Pak. Saya akan datang memenuhi undangan anda." Romi setuju dengan undangan yang ditujukan kepadanya.

"Sebenarnya bapak ingin mengenalkanmu dengan putri bapak, sekaligus berencana ingin menjodohkannya denganmu."

Mendengar hal itu, dia hanya bisa diam seribu bahasa. Dia dilema antara menolak atau menerima. Sebab, dia tidak akan sanggup menolak permintaan bosnya yang baik. Dia tidak ingin mengecewakan bosnya itu. Walaupun dalam hati, dia merasa tidak pantas menerima tawaran tersebut.

"Kenapa harus saya, Pak?"

Bersambung.

Seperti apakah wanita yang akan menjadi jodoh Romi?, tunggu update selanjutnya.





Komentar

Tampilkan

Terkini