-->

Iklan

Air Mata Anisa Part:Rieka Kembali Pulang Baca Di NovelMe

CEO FACELOOK
Friday, 12 February 2021, February 12, 2021 WIB Last Updated 2021-04-06T01:37:13Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
                        Dokpri

Di sudut lain, Rieka masih merasa takut untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Dia tidak bisa membayangkan kemarahan dari mereka ketika dia sudah kembali pulang. Padahal orang tua Rieka sudah berusaha dari kemarin untuk mencarinya. Akan tetapi Rieka lebih cerdik, sehingga tidak bisa ditemukan keberadaannya.

Batinnya resah dan gelisah, apakah orang tuanya masih mau menerimanya kembali. Karena dia merasa sudah lama sekali meninggalkan mereka tanpa pamit. Dia merasa ini adalah salahnya sendiri.

Suasana pagi begitu menyejukkan jiwa. Langit tertutup awan hitam dan kemungkinan sebentar lagi turun hujan. Sementara Rieka masih berdiri tepat di depan pintu rumahnya. Dia tidak berani mengentuk pintu walau sudah sampai ke rumahnya sendiri. Sesekali dia ingin mencoba mengetuk pintu, namun langkahnya terhenti sejenak mengingat kembali kelakuannya yang tidak sopan ketika berusaha kabur dari rumah.

Rieka masih saja berputar - putar di depan pintu rumahnya sendiri. Seakan - akan dia bukan bagian dari rumah tersebut. Hatinya merasa malu terhadap kedua orang tua yang selama ini sudah memanjakan dia. Bahkan apapun yang diinginkannya pasti dikabulkan oleh orang tuanya.

Kemudian dia sudah tidak tahan lagi untuk segera masuk ke dalam rumah. Rumah mewahnya sangat indah dan besar. Semua orang pasti takjub jika melihat rumah yang begitu megah bak istana itu. Rieka memang sangat beruntung dengan menjadi anak dari kalangan konglomerat.

Dari dalam rumah terdengar derap langkah yang tak begitu asing oleh pendengaran Rieka. Iya sudah bisa menebak bahwa yang sedang menuju pintu dari dalam adalah ibundanya. Dia yakin karena paham semua ciri gerak - gerik penghuni rumah tersebut.

Rieka buru - buru membuka pintu sebab tahu kalau bundanya tidak akan marah atas perilakunya. Dia cenderung lebih dekat dengan sang bunda. Jadi tidak mungkin jika bundanya akan marah padanya.

"Bunda, aku pulang." Seketika itu dia langsung memeluk bundanya erat - erat. Dia sudah sangat rindu karena sudah lama tidak bertemu dengan beliau.

Namun, ekspresi bundanya biasa - biasa saja bahkan cuek kepadanya. Bundanya tidak terlihat senang dengan kedatangan sang putri. Bu Rusmia sedang menguji anaknya agar tidak melebihi batas lagi di kemudian hari.
"Kenapa kamu pulang, sudah tidak punya uang jajan lagi?" Bu Rusmia berpura - pura memarahi Rieka yang sudah lama kabur dari rumahnya.

"Kenapa bunda bilang seperti itu, apa bunda sudah tidak sayang lagi sama aku?" Rengeknya seperti anak SD padahal dia sudah SMA.

"Bunda tidak suka jika kamu kabur - kaburan seperti itu, Rieka!" Tegas Bu Rusmia kepada anaknya untuk sekadar memberikan sedikit pelajaran.

"Aku minta maaf, Bunda. Aku pastikan tidak akan mengulanginya. Aku janji, Bunda."
Rieka tak kuasa menahan tangisnya yang mulai pecah. Sementara Bu Rusmia hanya bisa tersenyum puas di dalam hatinya setelah sukses mengerjai Rieka.

"Bunda maafkan, asal kamu jangan coba - coba mengulangi kesalahanmu lagi, masih banyak cara selain main kabur dari rumah. Kamu tahu, ayah sama bunda sangat khawatir padamu. Takut terjadi sesuatu yang buruk padamu jika berada di luar sana. Dunia itu kejam, Nak. Jangan berpikir pendek demi mencapai semua keinginanmu." Bu Rusmia mencoba menasehati putrinya itu. Meskipun di dalam hati, beliau tidak tega menasehatinya dengan nada marah - marah.

Sementara Rieka semakin menangis tersedu - sedu di depan ibunda tercintanya. Dia mengharap belas kasih sang bunda yang dipikirnya sudah luntur akibat kesalahannya sendiri. Pelukannya semakin erat saja sampai bundanya susah untuk bernafas.

Selanjutnya Bu Rusmia mengajak anaknya masuk ke dalam rumah menuju kamar Rieka. Kamar yang begitu luas untuk ditempati satu orang saja. Desain yang manis dan benda - benda mahal tertata rapi menghiasi kamar tersebut. Sambil berjalan gontai keduanya masuk menuju kamar Rieka.
Selanjutnya mereka berdua masih melanjutkan percakapan seputar apa yang dilakukan Rieka selama berada di luar sana.

Sementara hujan turun sangat deras di luar rumah. Kilatan petir dan guntur bergeluduk memberikan nuansa seram pagi itu.

"Bunda, sekali lagi Rieka minta maaf, ya. Gara - gara kabur dari rumah, Rieka hampir diperkosa oleh seorang tukang ojek." Kenangnya ketika hampir diperkosa.
Bundanya terkejut mendengar ceritanya. Beliau sudah menduga hal ini akan terjadi pada anak perempuan jika lepas dari pengawasan orang tuanya.

"Apa, terus apa yang terjadi selanjutnya!" Tanya Bu Rusmia dengan penasaran yang tinggi.
"Ungtunglah ada seorang laki - laki berhati malaikat yang membantuku lari dari tukang perkosa itu, Bunda. Dia baik banget, ganteng lagi. Aku suka dia bunda, orangnya ramah dan yang paling penting hatinya sangat lembut dan baik."
Rieka mulai menceritakan pertemuannya dengan Faiz tempo hari.

"Alhamdulillah, syukur kamu selamat sayang. Bunda tidak habis pikir jika kamu diperkosa oleh tukang ojek. Tapi ngomong - ngomong, tumben anak bunda suka sama cowok, padahal selama ini sepertinya tidak ada tuh cowok yang kamu suka. Oya siapa nama cowok itu?"
Selidik bundanya tambah penasaran dengan pria yang disukai anaknya itu.
"Namanya Faiz bunda, dia tinggal di Pasongsongan. Rumahnya sederhana sih, tapi hatinya baik banget. Beda dengan rumah besar kita, Bunda."
Jelas Rieka memuji - muji Faiz.

"Nanti kita mampir ke rumahnya, bunda mau mengucapkan terimakasih sama dia."
"Tapi sayang bunda, Mas Faiz sudah punya cinta yang lain, Rieka tidak punya kesempatan deh kayaknya buat nahlukin hatinya."
Wajah Rieka berubah murung seketika. Mengetahui hal itu, bundanya paham dengan sifat gadis remaja itu. Perasaannya masih labil dan belum siap untuk memasuki dunia percintaan.

"Tapi Rieka tidak menyesal mengenal Mas Faiz Bunda. Selain menolongku, dia juga mengajak aku tinggal bersama di rumah sederhananya. Apalagi Pak Harto bapaknya Mas Faiz yang sangat baik telah mengizinkan aku tinggal di rumahnya untuk beberapa hari terakhir ini."

Tak henti - hentinya Rieka memuji keluarga Faiz yang sederhana dan baik hati.
"Padahal bunda cemas sekali memikirkan kamu tinggal di mana sayang."

"Oya, ayah kemana, Bunda. Kok dari tadi belum muncul ke sini."

"Ayahmu sudah sejak pagi - pagi buta berangkat ke kantor, Nak. Katanya ada rapat penting tentang proyek barunya."

"Oh gitu, ya Bunda. Ayah gak marah kan sama aku, Bun?"

"Mana mungkin dia bisa marah sama kamu, Nak. Kamu kan anak kesayangannya. Jadi tidak mungkin dia marah sama kamu. Hanya saja dia selalu khawatir dengan keadaanmu saat jauh darinya."

"Tentang perjodohan itu, apakah masih berlaku, Bunda?" Tanya Rieka yang belum siap jika akan dijodohkan.

"Kalau masalah itu, semua tergantung ayahmu, Nak. Sebaiknya mulai sekarang kamu jangan lagi membantah perkataan ayahmu, karena dia pasti menginginkan yang terbaik buat masa depan kamu."

Mendengar kata - kata bundanya, Rieka hanya bisa membatin ...

Bersambung.
Apakah perjodohan Rieka akan terjadi...? jangan lupa baca terus dan tunggu update selanjutnya. Review, vote, dan subcribe ya.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.









Komentar

Tampilkan

Terkini

NamaLabel

+