-->

Iklan

Abuya Ulama karismatik Tangerang Banten, Abuya KH Uci Thurtusi, Dikabarkan Meninggal Dunia

Akhmad Fauzi
Tuesday, 6 April 2021, April 06, 2021 WIB Last Updated 2021-04-06T09:13:53Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
    Image

Ulama karismatik asal Tangerang Banten, Abuya KH Uci Thurtusi, dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (6/4). Abuya Uci, panggilan akrabnya, merupakan seorang pengasuh sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren dan Majelis Ta’lim Al-Istiqlaliyyah di Kampung Cilongok, Desa Sukamantri Pasar Kemis, Tangerang, Banten.

Kabar duka ini disampaikan Gubernur Banten Wahidin Halim. Melalui akun resmi media sosialnya, Wahidin mengucapkan belasungkawa.

"Innalillahi wa Inna ilahi rojiun. Turut berdukacita atas wafatnya Guru Besar Almarhum Abuya Uci Turtusi (Pimpinan Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah). Semoga Allah SWT menerima seluruh amal kebaikannya, mengampuni segala dosanya, dan ditempatkan di surganya Allah SWT. Amiin,” tulis Wahidin dikutip dari akun Facebook-nya, Selasa (6/4).

Abuya Uci merupakan putra dari Abuya Dimyathi al-Bantani. Ia memulai pendidikannya dengan belajar langsung kepada ayahnya. Setelah selesai belajar dengan ayahnya, dia melanjutkan pendidikannya dengan belajar kepada 32 orang guru di berbagai pesantren, yang beliau tempuh selama 32 tahun.

Setelah ayahandanya wafat, kepengasuhan Pondok Pesantren Salafiyah Al-Istiqlaliyah yang berdiri sejak 1957 M dilanjutkan oleh Abuya Uci. Setiap Ahad ba’da Subuh, Pesantren Salafiyah Al-Istiqlaliyah selalu mengadakan majelis akbar bagi masyarakat luas yang langsung dipimpin oleh Abuya Uci.

Majelis akbar tersebut telah berlangsung lama sejak masa kepemimpinan Abuya Dimyathi al-Bantani. Jumlah jamaah yang mengikuti pengajian ini pun sangat banyak. Tidak kurang dari 5.000 orang datang dari sekitar wilayah Tangerang, Banten, Bogor, Bekasi, dan juga Jakarta.

Kehadiran umat Islam pada saat majelis akbar tersebut tidak lepas dari kebesaran sosok Abah Uci sebagai ulama karismatik yang dikenal memiliki kedalaman ilmu agama dan keberkahan sebagai seorang ulama.

Ulama' semakin berkurang. Sementara perjalanan masih panjang. Kita harus terus berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadist.

"Samangken bennyak, Ulama' Seteh, Manabi eker pekker ampon kosong satejeh"

Sekarang banyak Ulama meninggal, jika dipikir-pikir sudah kosong semuanya.

Semuga bermanfaat, Wassalamualaikum Wr. Wb.
Komentar

Tampilkan

Terkini

NamaLabel

+