masukkan script iklan disini
Malam itu Baron berjalan terseok - seok karena terkena tusukan pisau salah satu warga yang mengejarnya. Dia lari terbirit - birit karena tak kuasa menahan rasa sakit. Darah mengalir di sepanjang jalan yang ditapakinya. Sampailah dia pada sebuah Pesantren Bajigur dan menepi di sana. Selang beberapa jam kemudian, ada salah satu santri yang melihatnya terkapar. Lalu santri tersebut menolong dan membawanya ke asrama putra.
Baron adalah seorang anak muda yang ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya menghadap Sang Ilahi. Dia tidak punya siapa - siapa dan terus berpindah tempat.
Karena kekurangan bekal, dia nekat mencuri singkong di kebun warga. Sampai akhirnya ada seorang warga yang memergoki aksinya itu. Baron tidak bisa berkutik, akhirnya terpaksa dia lari, namun na'as, belum sempat dia kabur, seorang warga berhasil menusuknya dengan sebilah pisau.
Salah satu santri Bajigur yang memukannya terkapar, langsung menemui Pengasuh Pondok Pesantren. Kyai Abdullah adalah seorang Kyai yang arif dan bijaksana. Dia tidak pernah melihat kesalahan dari satu sudut pandang. Kemudian malam itu, Baron diobati dan diizinkan tinggal di sana. Sementara itu, Kyai Abdullah memintanya untuk menjadi santri di Pondok Pesantrennya.
"Siapa namamu, Nak? Dauh Kyai.
"Baron, Kyai."
"Maukah kau tinggal di sini dan menjadi santri saya?" Pintanya pada Baron.
"Dengan senang hati, Kyai. Lagi pula saya tidak punya tempat tinggal dan tidak punya orang tua dan sanak famili." Ceritanya pada Sang Kyai.
"Baiklah, mulai sekarang kamu menjadi santri saya, dan namamu diganti dengan Zakariya."
"Terimakasih, Kyai. Saya akan menjadi santri yang baik dan mengabdi di sini."
Mulai malam itu, Baron yang terkenal bringas dan suka mencari masalah di kampung asalnya berubah nama menjadi Zakariya. Sementara waktu semakin larut. Kyai Abdullah menyuruhnya untuk segera istirahat.
Sudah satu minggu Zakariya alias Baron tinggal di Pesantren. Namun dia sudah betah di sana. Tersebab ada seorang putri Kyai yang sangat cantik dan baik hati. Aisyah Putri namanya. Dia sangat cantik jelita namun punya sopan santun yang tinggi. Serupa titisan bidadari Syurga yang turun dari khayangan, Sempurna.
Sebagai santri baru Zakariya tidak bisa apa - apa, bahkan tidak tahu baca Al - Qur'an dan kitab salaf. Namun tekadnya sangat kuat, dan terus belajar ilmu agama di sana. Sampai akhirnya dia bisa mengaji Al - Qur'an dan baca kitab kuning. Karena kecerdasannya, dia mulai diminta Sang Kyai untuk menggantikannya mengajar.
Tanpa disadarinya, Neng Aisyah putri Kyai menaruh rasa kagum padanya. Selain belajar ilmu agama, Zakaria juga mempelajari banyak hal, seperti ilmu kanuragan dan ilmu kesaktian. Sehingga dia bisa membentengi diri sendiri dari niat jahat orang lain.
Pagi-pagi sekali Neng Aisyah pergi ke pondok khusus untuk Zakariya. Dia diminta abahnya untuk sekadar memanggil Zakariya secara khusus.
"Kang Zaka, sampean dipanggil sama, Abah." Neng Aisyah memanggil Zakariya.
"Iya, Neng. Sebentar lagi, saya akan menghadap beliau."
Tatapan mereka sangat dalam, sehingga mereka melempar senyum termanis satu sama lain. Sebelum akhirnya, Zakariya sadar, bahwa yang dilakukannya adalah perbuatan dosa. Buru - buru dia menundukkan pandangannya. Sementara Neng Aisyah mengerti akan hal itu.
Di dhalem, rumah sang Kyai sudah menunggu kedatangan Zakariya. Akan tetapi Zakariya masih belum juga datang. Dia berpikir yang aneh - aneh dengan pemanggilannya ke dhalem Kyai. Tumben Kyai memanggilnya secara khusus. Apakah ada masalah penting. Batinnya terasa terganggu dan pikirannya sedikit galau.
"Assalamualaikum." Dalam Zakariya kepada Kyai Abdullah.
"Waalaikumussalam." Jawabnya dari dhalem.
"Silakan duduk, Nak Zakariya."
"Ngih, Kyai."
"Nak Zaka, saya ingin sekali menikahkan putri saya dengan kamu. Bagaimana pendapatmu?"
Deg...deg...deg!
Bunyi detak jantung Zakariya terasa berhenti secara tiba - tiba. Bagaimana mungkin dia bisa menikah seorang putri Kyai. Bahkan hal itu tidaklah pantas bagi seorang santri. Namun, karena Kyainya sendiri yang meminta, mau tidak mau Zaka harus mengabulkannya. Walaupun pada awalnya dia memang jatuh hati pada putri beliau sejak menjadi santri baru beliau.
"Tapi, Kyai. Saya tidaklah pantas dan tidak sopan jika melakukan hal ini."
"Ini perintah dari saya, kamu jangan menolak!"
Seketika itu Zakariya diam seribu bahasa sampai pada akhirnya dia menerima untuk menikahi Neng Aisyah.
Farhan yang mendengar kabar bahwa Kyai Abdullah ingin menikahkan Zakariya dengan putrinya merasa kesal dan tidak terima. Dalam hati dia ingin sekali menggagalkan pernikahan itu. Farhan adalah seorang santri lama di Pesantren Bajigur. Bahkan dia termasuk pengajar santri di sana.
"Ini tidak bisa dibiarkan, saya harus melakukan sesuatu untuk menggagalkan pernikahan ini." Suara hatinya yang penuh dengan kedengkian.
Sebelum malam pernikahan Zakariya dan Neng Aisyah digelar. Tiba - tiba Farhan menantang Zaka untuk berduel di tengah - tengah halaman pondok pesantren. Hal itu disaksikan oleh seluruh santri.
"Kang Farhan, kenapa kita harus melakukan ini?" Kata Zakariya tenang.
"Aku tidak terima jika kamu menikahi Neng Aisyah!"
Sontak semua santri terkejut mendengar pernyataan Farhan. Santri kepercayaan Kyai itu.
"Kita bisa membicarakan hal ini baik - baik."
"Maaf, saya tidak punya waktu berbicara denganmu."
Kemudian Farhan mulai menyerang Zakariya dengan satu jurus. Namun Zaka yang sudah menguasai jurus lembu sekilan bisa menghindari serangannya.
Semua santri melihat pertarungan yang sangat mengagumkan itu. Dan mereka tidak ada yang berani melerai keduanya. Karena keduanya memang termasuk kepercayaan Kyai.
Sementara Kyai hanya tersenyum melihat dari balik jendela Dhalem. Beliau paham dengan kemampuan Zakariya, sehingga memberinya kesempatan untuk memberikan pelajaran kepada Farhan.
Sementara Neng Aisyah sangat cemas dan khawatir melihat pertarungan mereka berdua. Dia takut jika Zaka kenapa - napa.
Pergulatan keduanya semakin sengit, hingga saling menyerang satu sama lain dengan tenaga dalam. Sampai pada puncaknya, Zakariya mengeluarkan jurus andalannya. Sehingga Farhan jatuh tersungkur dan memuntahkan darah.
Kemudian, Kyai Adullah menghentikan murid-murid kesayangannya itu. Dia tidak mau menjelang pernikahan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Aku kalah, Zaka. Kamu pantas mendapatkan Neng Aisyah." Seru Farhan yang masih gontai di halaman Pesantren.
Sementara seluruh santri bubar dengan cepat ketika Kyai menghampiri keduanya.
Akhirnya, pernikahan Zakariya dan Neng Aisyah digelar. Mereka berdua sangat bahagia dan bersyukur dalam ikatan cinta yang sah.
Malam pertama di kamar mereka berdua.
"Neng, aku sangat bahagia bisa menikah denganmu."
"Aku juga bahagia, Mas."
Sementara itu, Farhan pulang tanpa pamit karena malu terhadap seluruh santri pondok Pesantren Bajigur dan Kyai Abdullah, lebih - lebih kepada Zakariya yang sudah menumbangkannya.
Tamat
Note: Cerita ini hanyalah karangan belaka, jadi apabila ada kesamaan nama tokoh dan tempat, Penulis minta maaf. Semuga bisa diambil manfaat dari cerita di atas.
Wassalamualaikum, Wr.Wb.