masukkan script iklan disini
Leni merasa cemburu tatkala Rico curhat tentang perasaannya pada Dea. Rico sangat mengagumi Dea. Sementara Leni berharap Rico mencintainya.
artikelartikelterbaru.blogspot.com
Kisah dimulai...
Leni adalah seorang mahasiswi jurusan kedokteran. Sedangkan Rico seorang santri di salah satu pondok Pesantren Islam di Jawa Tengah. Sementara Dea merupakan putri dari seorang Kyai Pesantren.
Kunang-kunang terbang di malam pekat
Membawa cahaya indah kehijauan
Mewarnai malam dengan kerlap kerlipnya
Seperti hatiku kala merasakan dentuman cinta
Layaknya getar getar rindu mengoyak dada
Menjelma rasa haus sebuah pertemuan
Oh Dea, aku merindukan senyum manismu
Dalam tidur pun juga dalam jagaku
Siang malam bahkan selamanya.
Rico merupakan Penulis puisi, meskipun puisinya acak acakan. Namun semua perasaannya selalu tertuang dalam sebuah karya. Menjadi penulis bukanlah tujuannya. Dia menulis sebatas memuaskan dahaga rasa yang tertuang dalam untaian sastra.
Sementara Leni selalu sibuk dengan praktikum kelas. Dia orangnya detail dan suka memendam perasaan sendiri. Tidak suka keramaian, tapi ramah pada setiap orang.
Dan Dea merupakan gadis yang lemah lembut. Sangat memegang prinsip dalam beragama. Tidak suka pada suatu hal yang tidak produktif.
Hari sabtu 03 April 2021 merupakan pulangan santri untuk menghadapi bulan Ramadan. Rico sangat bahagia ketika hari itu datang.
Karena Rico akan punya kesempatan untuk sowan pada Kyai sekaligus ayah dari Dea. Sementara itu dia akan mengambil moment pulangan ini untuk menyatakan cinta.
Selama perjalanan pulang, Rico hanya membayangkan wajah Dea yang menari-nari di depan mata. Di angkot yang dia tumpangi, awalnya biasa biasa saja.
Sampai pada suatu ketika, ada seorang gadis berseragam putih ikut angkot itu. Sepertinya dia sedang terburu-buru. Namun tidak ada tempat duduk baginya.
Ketika melihat itu, Rico menawarkan pada gadis tersebut untuk mengganti tempat duduknya. Dengan senyum manis, gadis tersebut setuju. Akhirnya Rico berdiri saja dalam angkot.
Gadis berkerudung itu berterimakasih pada Rico. Sementara dia tidak memikirkan apa-apa. Gadis itu berlalu pergi dari angkot setelah membayar pada kernet. Kejadian hari itu biasa-biasa saja.
Setelah sampai pada tujuan, Rico keluar dari angkot. Semua orang melihat dia dengan aneh. Pasalnya peci sama sarung ala santri masih melekat di tubuhnya.
Padahal itu bukanlah keanehan. Tapi ciri khas santri yang sudah membudaya di Pondok Pesantren manapun.
"Assalamualaikum, Bu. Aku pulang." Kata Rico mengucap salam pada ibunya yang tinggal sebatang kara. Karena ayah Rico sudah kembali ke rahmatullah.
"Waalaikumusalam" Jawab sang Ibu dari dalam.
"Kamu sudah pulang, Nak. Maaf ya, ibu belum menyiapkan apaapa untuk menyambut kedatanganmu."
"Gak apaapa, Bu. Bertemu ibu kembali, Rico sudah sangat bahagia.
Tiba-tiba ibunya Rico jatuh pingsan. Tidak tahu apa penyebabnya. Mungkin karena kelelahan selesai bekerja di kebun.
Dengan sigap, Rico membawa ibunya ke Rumah Sakit. Di sana kebetulan ada Leni yang sedang melakukan praktek lapangan.
Akhirnya, ibunya Rico diperiksa dan diketahui bahwa dia kelelahan akibat bekerja.
Setelah menyelesaikan administrasi, dia beranjak pulang bersama sang ibu. Namun langkahnya terhenti, ketika ada seorang gadis yang dikenalinya. Dialah Leni yang satu angkot dengan Rico.
"Maaf, Mbak yang waktu itu di angkot, ya?"
"Iya, Mas. Kamu masih ingat saya?"
"Masih, Mbak. Kebetulan dompet mbak jatuh waktu itu, namun karena keburu pergi jadi saya simpan saja. Sekarang dompet mbak ada di rumah saya."
"Oh iya, betul. Soalnya di dalam dompet itu ada surat-surat berharga, Mas. Nanti habis praktek, saya akan berkunjung ke rumah sampeyan."
"Baiklah, saya akan menunggu."
Setelah memberitahukan alamatnya, Rico pergi dari rumah sakit itu. Sementara Leni melanjutkan tugas praktek lapangannya.
Sore itu hujan rintik menerpa. Leni dengan payungnya menyambangi rumah Rico.
"Assalamualaikum, Rico."
Dari dalam Rico menjawab salamnya. Dia lalu mempersilakan Leni duduk di teras depan rumahnya. Karena khawatir timbul fitnah pada warga.
"Perkenalkan, nama saya Leni Pujiastuti, Mas."
"Iya, Mas sudah tahu di KTP mu, maaf lancang membukanya."
"Tidak apa-apa. Yang penting dompetnya aman bersama, Mas."
"Namaku Rico Abdullah, kamu bisa panggil aku Rico saja."
Karena pisycal distancing, mereka tidak bersalaman. Lagi pula mereka juga bukan mahram.
Setelah berbasa-basi, Rico segera memberikan dompet Leni. Dia sangat bahagia sekali. Jarang ada orang baik seperti Rico yang mau mengembalikan barangnya.
"Terimakasih, Mas. Ini nomor HPku. Siapa tahu nanti mas butuh apa-apa, jangan sungkan untuk mengabari saya."
Setelah memberikan nomor HPnya, Leni berpamitan karena hari sudah mulai petang. Tidak enak juga anak gadis berduaan dengan laki-laki yang bukan mahram.
Semenjak itu, Rico dan Leni semakin intens berhubungan lewat chat pribadi. Sampai Leni jatuh hati padanya. Namun dia tidak berani mengungkapkan. Akhirnya dia hanya bisa memendam rasa cinta itu kepada Rico.
Baca juga: artikelartikelterbaru.blogspot.com
Pagi-pagi sekali Rico bersama ibundanya pergi ke Pondok Pesantren milik Ayah Dea. Setiap tahun dia dan ibu biasa sowan ke sana.
Setelah sampai di sana, Rico sangat bahagia karena akan bertemu dengan Dea nantinya. Walaupun pada hari itu Dea sama sekali tidak menampakkan diri. Rico merasa malu dan segan jika harus bertanya tentang keadaannya pada sang Kyai.
Malangnya juga, pada hari itu Rico menerima undangan pernikahan dari sang Kyai. Tertera nam Dea dan Hasbi di sana. Dadanya sesak ketika membaca undangan tersebut. Air mata dia tahan agar tidak tumpah.
Kemudian dia dan ibunda segera pamit untuk pulang. Padahal belum disajikan makanan.
Akhirnya keduanya pulang dengan tergesa-gesa. Karena Rico adalah sahabat dekat Dea sejak kecil. Dia masih punya hubungan kerabat dengan sang Kyai.
Dea, mulai hari ini ukiran namamu dalam hati kuhapus
Karena ada orang lain yang akan mendampingimu
Cukuplah aku dengan lukaku
Malam itu, Rico tidak bisa tidur, akhirnya dia curhat pada Leni sahabat baru yang diamdiam mencintainya.
Mengetahui hal itu, Leni sangat terpukul karena Rico sudah mencintai orang lain.
Namun harapan untuk mendapatkan Rico masih terbuka lebar. Setelah dia tahu orang yang dicintainya akan segera menikah. Namun Leni masih saja memendam perasaan cintanya.
"Mas, besok ada acara, gak, aku mau kita ketemuan, ada hal penting yang ingin aku ungkapkan padamu."
"Tidak, Len. Besok aku free, kita akan ketemuan di man?"
"Di Cafe tempat biasa, ya?"
"Oke."
Hari minggu itu, pagipagi sekali Rico berangkat dari rumah untuk bertemu Leni. Sementara Leni masih bersiap-siap di rumah.
Sesampai di Cafe, Leni merasa kelu untuk memulai pembicaraan, dia takut cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Katanya mau bicara sesuatu, ayo apa yang ingin kamu katakan?"
Leni semakin gugup dengan perkataan Rico. Dia khawatir Rico menjauh.
"Mas, sebenarnya..., sebenarnya aku mencintaimu. Sejak saat pertama kita kenal, aku sudah merasa nyaman."
Tiba-tiba Rico terdiam sejenak. Mendengar pernyataan Leni yang mengejutkan hatinya. Karena dia berpikir Dea akan menikah, tidak ada salahnya untuk menerima Leni sebagai kekasih.
"Kamu jangan bercanda, Len. Kita hanya sebatas sahabat, aku tidak mau menghancurkan hubungan kita garagara perasaan lain."
"Aku tidak bercanda, Mas. Aku serius suka sama kamu."
"Baiklah, kita akan coba menjalani cinta ini. Aku terima kamu sebagai kekasihku."
Akhirnya keduanya resmi menjalin kasih terlarang.
Karena Rico takut berdosa, akhirnya dia memberanikan diri mengkhitbah Leni. Orang tua Leni sepakat. Karena melihat ilmu agama yang dimiliki Rico cukup tinggi. Mereka yakin, Rico akan menjadi imam yang baik dalam keluarga.
Akhir kisah ternyata Leni menjadi bidadari syurga bagi Rico. Setelah ditinggal menikah oleh Dea yang dipuja.
Tomat
Semuga cerpen ini bermanfaat untuk kita semua.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Sumber: artikelartikelterbaru.blogspot.com
PENULIS: AKHMAD FAUZI
CERPEN TERBARU