-->

Iklan

Lulus Prakerja Cerpen Terbaru 2021

Akhmad Fauzi
Monday, 8 March 2021, March 08, 2021 WIB Last Updated 2021-04-06T02:00:18Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
Oleh: Penyair Senja
                          Pixabay.com

 "Sehabis gelap, terbitlah terang"

Pak Aidil kebingungan di depan rumahnya. Tersebab dia akan menghadapi istrinya yang akan melahirkan. Sementara dirinya tidak punya modal untuk biaya persalinan. Untunglah ada Dedi yang memberikan informasi untuk mendaftar kartu prakerja gelombang 13. Mula-mula dia tidak percaya bahwa program prakerja memang benar-benar mengucurkan dana. Akan tetapi Dedi memaksanya untuk mendaftar, agar proses persalinan istrinya bisa terbantu.

Kemudia Pak Aidil menyuruh anaknya Sari yang pintar mengoperasikan internet. Dia menyuruh sari untuk mendaftakan dirinya pada program prakerja. Sementara istrinya sudah mengandung 7 bulan. Pada pagi harinya Sari yang sehari-hari berselancar di internet mencoba mendaftarkan ayahnya.

"Yah, mana KTP sama KK nya, di sini dibutuhkan untuk imput data."

Dengan cepat Pak Aidil mengambil KTPnya di dalam dompet dan KK di dalam lemari. Kemudian dia menyerahkan semua dokumen yang diminta oleh Sari. Lalu sari menggunakan HP untuk mendaftar karena dia tidak punya laptop karena kemampuan ekonomi yang rendah.

"Yah, sudah didaftarkan, tinggal tunggu sedang dievaluasi. Kemungkinan satu minggu baru bisa dilihat hasilnya."

"Baiklah, Nak. Ayah akan menunggu dengan sabar informasi selanjutnya."

Kemudian Pak Aidil menemui Dedi untuk berterimakasih atas bantuan informasi darinya. Siang itu tepat pukul satu Pak Aidil janjian untuk bertemu di taman.

Setelah sampai di taman lengkap dengan warung kopi di sana. Pak Aidil memesan dua kopi untuk dinikmati dengan Dedi sebelum dia datang. Tak lama kemudian Dedi datang dengan raut wajah murung dan tidak berdaya. Sepertinya dia sedang dilanda suatu masalah. Masalah yang sangat besar sepertinya. Karena Pak Aidil tidak pernah melihat Dedi segelisah itu sebelumnya. Mungkin dia sedang dalam keadaan terpuruk.

"Ded, kamu kenapa, kok sepertinya gelisah seperti itu?"

"Aku gak papa, Bro, cuman ada masalah sedikit dengan istri."
"Memangnya ada masalah apa sampai kamu gak pokus seperti ini?

Dengan menyodorkan kopi yang sudah dipesannya tadi, Pak Aidil berusaha mencari tahu masalah yang sedang dihadapi Dedi.

"Gini, Bro. Istriku minta cerai karena dia melihat aku sedang selingkuh dengan teman kantor."

"Oh gitu, itu masalah kecil. Kamu tinggal minta maaf sama istrimu."

"Kecil apaan, Bro. Malah dia sudah pulang ke rumah orang tuanya, aku semalam kedinginan tanpa dia."

"Hahahaha, lagian siapa suruh kamu berulah gitu. Mungkin kamu harus segera menjemput istrimu ke rumah orang tuanya agar mereka tidak cemas. Buktikan pada mereka kalau kamu benar-benar bertanggung jawab dan minta maaflah dengan tulus dan kamu berjanji gak bakal ngulangin lagi."

"Oke, Bro. Nanti aku akan ke sana. Terimakasih atas saranmu."

"Justru aku mengajakmu ke sini buat ngucapin terimakasih karena telah memberikan informasi tentang kartu prakerja itu."

"O iya, gimana kamu sudah daftar, Bro?"

"Sudah, anakku yang garap semuanya, akumah gaptek jadi gak begitu paham tentang dunia internet."

"Hehehe, makanya bro klo kamu sekolah jangan hanya sampai pintu gerbangnya."

"Hahahahaha" keduanya tertawa lepas mengingat masalalu mereka.

Seminggu kemudian, Sari berteriak memanggil sang ayah. Dia memberitahukan kepada ayahnya kalau beliau lulus tahap pertama kartu prakerja dan harus siap-siap mengaitkan nomor rekening.

"Pak, sampeyan punya nomor rekening B..I gak?"

"Tidak, Nak. Ayah kan gak punya rekening lagian apa yang mau ditabung."

Pak Aidil mulai bingung karena anaknya meminta nomor rekening. Sementara Pak Aidil tidak pernah buat rekening ke Bank.

"Tenang, Ayah. Biar Sari yang tangani semuanya, Ayah tinggal nunggu beres aja."

"Maksud kamu gimana, Nak?"

"Sekarang sudah ada rekening dari nomor HP, Ayah punya nomor HP aktif, Kan?

"Iya, kalau nomor Hp ayah ada sayang."

"Sini, biar aku daftarkan ke Link...ja, karena penerima kartu prakerja mendukung untuk menggunakan ewallet yang satu ini."

"Oke, Nak. Kamu lakukan yang terbaik saja."

Kemudian Pak Aidil memberikan nomor Hp yang dibutuhkan Sari, sementara istrinya mengeluhkan rasa sakit dibagian belakang punggung. Lalu dengan cepat Pak Aidil memijit istrinya dengan penuh rasa sayang.

Tamat.

Madura,08 Maret 2021




Komentar

Tampilkan

Terkini

NamaLabel

+