masukkan script iklan disini
Oleh: Penyair Senja
Memaksaku untuk menuliskan kata yang tepat
Untukmu yang berada jauh di sana
Seumpama angin barat yang mencari muara ke arah timur
Ia terpontang-panting menyusuri jauhnya kilometer
Menembus lembah-lembah tanpa tanda harus berakhir di mana
Getaran demi getaran yang aku rasakan penuh dengan kerinduan
Bak mentari yang merindukan malam cepat berlalu
Tuk sekadar menyapa pagi dengan penuh keceriaan
Pantaskah aku mengandrungi setiap sudut sempurna yang engkau tampakkan
Meskipun raga ini tak dapat menjemputmu untuk kesekian kalinya
Pada resah kukalungkan cita tentang cinta
Bumi tempat berpijak menyurutkan langkah yang tak lagi sempurna
Karena separuh jiwaku masih terbelenggu di sana
Hanya doa yang dapat kupersembahkan untukmu yang sedang meratap
Adakah petaka ini memang harus kuterima
Di saat semua masih belum menyatu dan sirna
Kucoba menelan pahitnya rindu padamu yang jauh di sana
Tatapan mata itu masih menjelma bidadari putih semesta
Ayunan langkah yang terus meninggalkan jejak-jejak nestapa
Menjadi akhir yang menyedihkan bagi kita berdua
Lembar kehidupan yang masih kosong
Menandakan jauhnya jarak tanpa kita lalui bersama
Setapak jalan rindu masih membekas di dalam hati
Egokah aku yang masih berharap banyak
Menuntunmu ke jalan di mana aku sudah lama menunggu kedatanganmu
Mencapai mahligai cinta yang abadi
Terus berjalan menembus derasnya hujan
Menantikan pelangi dengan warna kebahagiaan
Hingga rasa ini tak perlu lagi kau perdebatkan
Layaknya cinta yang terus saja bersemi
Aku tersiksa sendiri merasakannya tanpa henti
Hanya mampu memelukmu dalam indahnya mimpi
Alangkah eloknya jika kau jamah hatiku dengan lembut
Lalu ukirlah namamu di sana
Karena aku sudah meyediakan tempat yang sangat istimewa
Syair-syair yang aku ciptakan adalah bentuk kerinduan hakiki
Memujamu dalam diam dan terus berikhtiar menyelami diri
Berkonfrontasi dengan hidup yang tak pasti
Akulah jiwa yang ketinggalan rasa
Akulah raga yang dikhianati ruh
Akulah rindu yang belum menemukan titik temu
Seumpama gelisah yang menyerang hati
Setiap malam selalu mengganggu tidur ini
Tak nyenyak sampai waktu menjelang pagi
Kucoba menghapus kenangan yang telah kita lewati bersama
Adalah gelak tawa senyum kesedian dikala berpisah
Menyemai asmara yang kian menyiksa
Jikalau aku tahu kau sudah tak lagi menghiraukan
Tentang janji yang telah kita sepakati bersama
Untuk saling berbagi meskipun keadaan tak merestui
Umpama jejak akulah yang hilang
Terhapus air hujan yang turun secara tiba-tiba
Menyisakan bayang-bayang semu mengikuti kehilangan
Apakah kau sadar?
Aku yang selalu menitipkan doa panjang untukmu di sana
Supaya kita masih ada waktu untuk berjalan bersama
Meskipun seluruh dunia menolaknya
Madura,23 Februari 2021