-->

Iklan

Puisi Seribu Kata Untukmu Yang Jauh di Sana

Tuesday 23 February 2021, February 23, 2021 WIB Last Updated 2021-04-06T01:42:30Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
Oleh: Penyair Senja

Semilir angin disertai hujan yang lebat
Memaksaku untuk menuliskan kata yang tepat
Untukmu yang berada jauh di sana

Seumpama angin barat yang mencari muara ke arah timur
Ia terpontang-panting menyusuri jauhnya kilometer
Menembus lembah-lembah tanpa tanda harus berakhir di mana

Getaran demi getaran yang aku rasakan penuh dengan kerinduan
Bak mentari yang merindukan malam cepat berlalu
Tuk sekadar menyapa pagi dengan penuh keceriaan

Pantaskah aku mengandrungi setiap sudut sempurna yang engkau tampakkan
Meskipun raga ini tak dapat menjemputmu untuk kesekian kalinya
Pada resah kukalungkan cita tentang cinta

Bumi tempat berpijak menyurutkan langkah yang tak lagi sempurna
Karena separuh jiwaku masih terbelenggu di sana
Hanya doa yang dapat kupersembahkan untukmu yang sedang meratap

Adakah petaka ini memang harus kuterima
Di saat semua masih belum menyatu dan sirna
Kucoba menelan pahitnya rindu padamu yang jauh di sana

Tatapan mata itu masih menjelma bidadari putih semesta
Ayunan langkah yang terus meninggalkan jejak-jejak nestapa
Menjadi akhir yang menyedihkan bagi kita berdua

Lembar kehidupan yang masih kosong
Menandakan jauhnya jarak tanpa kita lalui bersama
Setapak jalan rindu masih membekas di dalam hati

Egokah aku yang masih berharap banyak
Menuntunmu ke jalan di mana aku sudah lama menunggu kedatanganmu
Mencapai mahligai cinta yang abadi

Terus berjalan menembus derasnya hujan
Menantikan pelangi dengan warna kebahagiaan
Hingga rasa ini tak perlu lagi kau perdebatkan

Layaknya cinta yang terus saja bersemi
Aku tersiksa sendiri merasakannya tanpa henti
Hanya mampu memelukmu dalam indahnya mimpi

Alangkah eloknya jika kau jamah hatiku dengan lembut
Lalu ukirlah namamu di sana
Karena aku sudah meyediakan tempat yang sangat istimewa

Syair-syair yang aku ciptakan adalah bentuk kerinduan hakiki
Memujamu dalam diam dan terus berikhtiar menyelami diri
Berkonfrontasi dengan hidup yang tak pasti

Akulah jiwa yang ketinggalan rasa
Akulah raga yang dikhianati ruh
Akulah rindu yang belum menemukan titik temu

Seumpama gelisah yang menyerang hati
Setiap malam selalu mengganggu tidur ini
Tak nyenyak sampai waktu menjelang pagi

Kucoba menghapus kenangan yang telah kita lewati bersama
Adalah gelak tawa senyum kesedian dikala berpisah
Menyemai asmara yang kian menyiksa

Jikalau aku tahu kau sudah tak lagi menghiraukan
Tentang janji yang telah kita sepakati bersama
Untuk saling berbagi meskipun keadaan tak merestui

Umpama jejak akulah yang hilang
Terhapus air hujan yang turun secara tiba-tiba
Menyisakan bayang-bayang semu mengikuti kehilangan

Apakah kau sadar?
Aku yang selalu menitipkan doa panjang untukmu di sana
Supaya kita masih ada waktu untuk berjalan bersama

Meskipun seluruh dunia menolaknya

Madura,23 Februari 2021
Komentar

Tampilkan

Terkini