-->

Iklan

Contoh Puisi Neraka Rasa Oleh Penyair Senja

Akhmad Fauzi
Sunday 28 February 2021, February 28, 2021 WIB Last Updated 2021-04-06T01:48:21Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
                        Desain Pribadi
Merangkai puisi dengan kata-kata majas sangatlah mudah. Berikut ini adalah karya Penulis tentang puisi yang dipenuhi dengan kata-kata majas sastra yang tidak sesuai dengan makna kata itu sendiri. Seperti majas ironi, perbandingan, dan majas metafora.

Tinggal dicocokkan sendiri, di mana kata yang mengandung majas dan tebak di kolom komentar. Komentar anda akan sangat berarti bagi perkembangan Penulis untuk menciptakan karya puisi.

Biar tidak ke mana-mana kita baca dan simak dulu karya puisi di bawah ini:

Neraka Rasa
Oleh: Penyair Senja

Perjalanan ini dimulai ketika kita mengucap janji tuk bersama
Adalah risau yang terus saja menggema
Menarikku ke alam yang fana

Kurangkai kata dengan anyaman rerindu 
Tentang akhir sebuah kisah yang tak menentu
Pada jeda bertahtakan melodi yang bisu

Bila suatu hari nanti hati kita tak bertemu
Izinkanlah aku dari jauh memelukmu
Memeluk cinta berujung padu

Seteguk rasa yang menaruh iba
Adalah aku yang masih mengerami leluka
Meramu temu yang belum bisa menyalurkan bahagia

Jiwa ini terus saja meronta-ronta
Memaksaku untuk terus bergulat dengan rasa
Mengejar sesuatu yang sia-sia belaka

Tentang hasrat yang berusaha hilang
Entah kapan jiwa ini akan melayang
Menentukan kisah tanpa harus menebas kenangan ilalang

Mengharu biru di tengah lautan ombak
Tanpa takut akan terseret jauh ke tengah samudera
Menghadirkan cinta tanpa harus setia

Serupa langit yang masih membiru
Waktu cumbu masih terhalang benih pilu
Hingga segalanya menumbuhkan rasa ragu 

Biarkanlah diri ini terpasung
Menghilangkan jejak rasa yang bingung
Harus kemana langkah berkabung

Bayang-bayang setapak menelurkan rasa cemas
Norma - norma seakan menekan dan menggilas
Meredam hati yang tak pernah berhenti mencium rasa malas

Sejenak melupakan retorika hati
Menepi menjelajahi alam sunyi
Bersembunyi di tepi jiwa yang sendiri

Ketenangan masih saja memeluk rasa sepi hingga mengalas tanpa tuan
Beranak pinak menjemput asa yang belum memihak
Sampan kehidupan mengarak pergi meminta satu hak

Apakah hati akan merasa puas 
Sementara akal terus saja menolak

Semesta mengecam akan ketidak puasan batin
Menggelora menunjuk hati yang belum yakin
Akan jeritan derita perusak kedamaian yang tak mungkin

Menanggung kemarahan semesta
Atau hanya berjuang lewat kata-kata
Menyapihnya menjadi hasrat cinta

Setitik demi setitik hampir memunah
Harapan yang belum pasti lalu musnah
Diterpa angin kegagalan hingga patah

Kasta yang patah dan hancur
Memalingkan muka dan terus mundur
Pergi menjauh tanpa rasa bersyukur

Menunggu waktunya tiba, mengais air kehidupan dalam satu kesempatan
Akankah berakhir sempurna dalam dekapan ?
Atau pulang dengan membawa segudang penyesalan

Linglung di mata orang-orang
Merasa hilang di tengah keramaian
Hanya bertemankan kata-kata

Tujuan tanpa pencapaian seakan menghantui masa ke masa
Tak mungkin bisa menggenggam cita tanpa usaha
Dan, tidak mudah menggapai bahagia dengan hati hampa

Jiwa yang terus saja menangis
Menawarkan hati untuk beringis
Mengkhayal mimpi-mimpi manis

Semisal hujan yang dinantikan
Pada kemarau tak kunjung menyapa kesejukan
Hingga resah menelan keangkuhan

Kucurahkan segala asa
Mungkin itu bisa menhadi hiburan
Menutupi kesedihan dalam senyuman

Tuhan, apakah ini memang takdirku ?
Atau pembalasan atas apa yang telah kulaku ?
Hanya tanya yang terus menerus menjadi hantu

Membayangi setiap sendi-sendi kerumpangan
Menghujam rasa yang mulai kerontang
Menyemai wilayah hati yang gersang

Kebaikan yang kusemai, semuga berkah mengalun bersama rinai
Menjadikan jiwa raga penuh dengan rasa damai
Tanpa harus saling cerai berai 

Menikmati sisa kehidupan
Berteman dengan alam
Berdamai dengan jati diri

Sebatas itu yang perlu kubuahkan
Tanpa meminta harus saling bertahan 
Mengemis cinta kasih sayang tanpa saling menjual kepalsuan

Terus memupuk rasa rindu
Meskipun jalan semakin terjal
Dan harapan kian pupus

Sirnakan curiga meliputi keramain belaka
Untuk hidup dengan rasa sanggup tanpa pinta
Dengan selalu menggantungkan harap pada pemilik alam semesta

Tuhan akan selalu dekat
Bagi hamba yang berharap
Memujinya tanpa paksa

Jangan takut dalam kesendirian
Itulah pedomanku dalam kehidupan
Tanpa perlu saling menjatuhkan

Tujuan bahagia adalah yang utama
Kaya dunia tersenyum di akhirat
Kekal dengan kasih sayang Tuhan

Madura, 28 Februari 2021
Komentar

Tampilkan

Terkini