masukkan script iklan disini
Desain Pribadi
Merangkai puisi dengan kata-kata majas sangatlah mudah. Berikut ini adalah karya Penulis tentang puisi yang dipenuhi dengan kata-kata majas sastra yang tidak sesuai dengan makna kata itu sendiri. Seperti majas ironi, perbandingan, dan majas metafora.
Tinggal dicocokkan sendiri, di mana kata yang mengandung majas dan tebak di kolom komentar. Komentar anda akan sangat berarti bagi perkembangan Penulis untuk menciptakan karya puisi.
Biar tidak ke mana-mana kita baca dan simak dulu karya puisi di bawah ini:
Neraka Rasa
Oleh: Penyair Senja
Perjalanan ini dimulai ketika kita mengucap janji tuk bersama
Adalah risau yang terus saja menggema
Menarikku ke alam yang fana
Tentang akhir sebuah kisah yang tak menentu
Pada jeda bertahtakan melodi yang bisu
Bila suatu hari nanti hati kita tak bertemu
Izinkanlah aku dari jauh memelukmu
Memeluk cinta berujung padu
Seteguk rasa yang menaruh iba
Adalah aku yang masih mengerami leluka
Meramu temu yang belum bisa menyalurkan bahagia
Seteguk rasa yang menaruh iba
Adalah aku yang masih mengerami leluka
Meramu temu yang belum bisa menyalurkan bahagia
Jiwa ini terus saja meronta-ronta
Memaksaku untuk terus bergulat dengan rasa
Mengejar sesuatu yang sia-sia belaka
Tentang hasrat yang berusaha hilang
Entah kapan jiwa ini akan melayang
Menentukan kisah tanpa harus menebas kenangan ilalang
Tentang hasrat yang berusaha hilang
Entah kapan jiwa ini akan melayang
Menentukan kisah tanpa harus menebas kenangan ilalang
Mengharu biru di tengah lautan ombak
Tanpa takut akan terseret jauh ke tengah samudera
Menghadirkan cinta tanpa harus setia
Serupa langit yang masih membiru
Waktu cumbu masih terhalang benih pilu
Hingga segalanya menumbuhkan rasa ragu
Serupa langit yang masih membiru
Waktu cumbu masih terhalang benih pilu
Hingga segalanya menumbuhkan rasa ragu
Biarkanlah diri ini terpasung
Menghilangkan jejak rasa yang bingung
Harus kemana langkah berkabung
Bayang-bayang setapak menelurkan rasa cemas
Norma - norma seakan menekan dan menggilas
Meredam hati yang tak pernah berhenti mencium rasa malas
Bayang-bayang setapak menelurkan rasa cemas
Norma - norma seakan menekan dan menggilas
Meredam hati yang tak pernah berhenti mencium rasa malas
Sejenak melupakan retorika hati
Menepi menjelajahi alam sunyi
Bersembunyi di tepi jiwa yang sendiri
Ketenangan masih saja memeluk rasa sepi hingga mengalas tanpa tuan
Beranak pinak menjemput asa yang belum memihak
Sampan kehidupan mengarak pergi meminta satu hak
Ketenangan masih saja memeluk rasa sepi hingga mengalas tanpa tuan
Beranak pinak menjemput asa yang belum memihak
Sampan kehidupan mengarak pergi meminta satu hak
Apakah hati akan merasa puas
Sementara akal terus saja menolak
Semesta mengecam akan ketidak puasan batin
Menggelora menunjuk hati yang belum yakin
Akan jeritan derita perusak kedamaian yang tak mungkin
Semesta mengecam akan ketidak puasan batin
Menggelora menunjuk hati yang belum yakin
Akan jeritan derita perusak kedamaian yang tak mungkin
Menanggung kemarahan semesta
Atau hanya berjuang lewat kata-kata
Menyapihnya menjadi hasrat cinta
Setitik demi setitik hampir memunah
Harapan yang belum pasti lalu musnah
Diterpa angin kegagalan hingga patah
Setitik demi setitik hampir memunah
Harapan yang belum pasti lalu musnah
Diterpa angin kegagalan hingga patah
Kasta yang patah dan hancur
Memalingkan muka dan terus mundur
Pergi menjauh tanpa rasa bersyukur
Menunggu waktunya tiba, mengais air kehidupan dalam satu kesempatan
Akankah berakhir sempurna dalam dekapan ?
Atau pulang dengan membawa segudang penyesalan
Menunggu waktunya tiba, mengais air kehidupan dalam satu kesempatan
Akankah berakhir sempurna dalam dekapan ?
Atau pulang dengan membawa segudang penyesalan
Linglung di mata orang-orang
Merasa hilang di tengah keramaian
Hanya bertemankan kata-kata
Tujuan tanpa pencapaian seakan menghantui masa ke masa
Tak mungkin bisa menggenggam cita tanpa usaha
Dan, tidak mudah menggapai bahagia dengan hati hampa
Tujuan tanpa pencapaian seakan menghantui masa ke masa
Tak mungkin bisa menggenggam cita tanpa usaha
Dan, tidak mudah menggapai bahagia dengan hati hampa
Jiwa yang terus saja menangis
Menawarkan hati untuk beringis
Mengkhayal mimpi-mimpi manis
Semisal hujan yang dinantikan
Pada kemarau tak kunjung menyapa kesejukan
Hingga resah menelan keangkuhan
Semisal hujan yang dinantikan
Pada kemarau tak kunjung menyapa kesejukan
Hingga resah menelan keangkuhan
Kucurahkan segala asa
Mungkin itu bisa menhadi hiburan
Menutupi kesedihan dalam senyuman
Tuhan, apakah ini memang takdirku ?
Atau pembalasan atas apa yang telah kulaku ?
Hanya tanya yang terus menerus menjadi hantu
Tuhan, apakah ini memang takdirku ?
Atau pembalasan atas apa yang telah kulaku ?
Hanya tanya yang terus menerus menjadi hantu
Membayangi setiap sendi-sendi kerumpangan
Menghujam rasa yang mulai kerontang
Menyemai wilayah hati yang gersang
Kebaikan yang kusemai, semuga berkah mengalun bersama rinai
Menjadikan jiwa raga penuh dengan rasa damai
Tanpa harus saling cerai berai
Kebaikan yang kusemai, semuga berkah mengalun bersama rinai
Menjadikan jiwa raga penuh dengan rasa damai
Tanpa harus saling cerai berai
Menikmati sisa kehidupan
Berteman dengan alam
Berdamai dengan jati diri
Sebatas itu yang perlu kubuahkan
Tanpa meminta harus saling bertahan
Mengemis cinta kasih sayang tanpa saling menjual kepalsuan
Terus memupuk rasa rindu
Sebatas itu yang perlu kubuahkan
Tanpa meminta harus saling bertahan
Mengemis cinta kasih sayang tanpa saling menjual kepalsuan
Terus memupuk rasa rindu
Meskipun jalan semakin terjal
Dan harapan kian pupus
Sirnakan curiga meliputi keramain belaka
Untuk hidup dengan rasa sanggup tanpa pinta
Dengan selalu menggantungkan harap pada pemilik alam semesta
Tuhan akan selalu dekat
Bagi hamba yang berharap
Memujinya tanpa paksa
Jangan takut dalam kesendirian
Itulah pedomanku dalam kehidupan
Tanpa perlu saling menjatuhkan
Jangan takut dalam kesendirian
Itulah pedomanku dalam kehidupan
Tanpa perlu saling menjatuhkan
Tujuan bahagia adalah yang utama
Kaya dunia tersenyum di akhirat
Kekal dengan kasih sayang Tuhan
Madura, 28 Februari 2021
Madura, 28 Februari 2021